Activities

Saturday, December 25, 2010

RELAWAN POSKO MANDIRI di SEMINARI TINGGI KENTUNGAN


ERNY MARDHANI
ROMO SUKRIS
Pagi itu tepatnya 5 November 2010 pukul 01.00 Jalanan sepanjang Kaliurang dalam keadaan yang penuh kepanikan.Belasan  kilometer dipadati oleh kendaraan dan masyarakat yang ingin menyelamatkan diri dari bahaya erupsi merapi yang kedua.Dalam situasi yang membingungkan menentukan arah pelarian  membuat beberapa warga berhenti di depan gereja kentungan.Tepat berada di depan gedung Seminari tinggi atau kampus Teologi di Jalan Kaliurang km 7.Mendengar ramainya jalan , Mahasiswa dan Romo yang berada di asrama seminari Tinggi berlari melihat keadaan di jalan.Disana mereka melihat banyak orang yang berkumpul dipinggir  jalan depan gereja tanpa tujuan yang jelas.Para Romopun berinisiatif mengajak mereka untuk menuju ke Asrama.
Pada awalnya  sekitar 10-20 warga yang diajak untuk berteduh di asrama.Kemudian dari beberapa gereja di sekitar Pakem menelpon Romo dan asrama untuk bisa menjemput mereka.Akhirnya pihak Asrama mengupayakan menjemput warga warga yang belum mendapat evakuasi .Alhasil dengan 7 mobil untuk menjemput yakni 4 untuk menjemput warga dan3 untuk  para relawan.Sampai pukul 04.00-05.00 jumlah warga menjadi 200an yang berada di asrama Seminari tinggi tersebut.Pada siang hari asrama dan gedung yang biasa dipergunakan untuk kuliah jurusan Teologi dinyatakan libur oleh yayasan.Dikarenakan  ruangan ruangan dipakai untuk tinggal para pengungsi.Pagipun menjelang dan para suster disibukkan dengan membuat sarapan untuk pengungsi.Sangat disyukuri karena  diasrama terdapat stok bahan makanan seperti beras,lauk dan sayuran sehingga tidak ada kendala untuk menyajikan sarapan bagi warga.Setelah itu baru dilakukan pedataan terhadap pengungsi.
Beberapa Romo dan mahasiswa tidak menyangka kalau asrama mereka dijadikan tempat pengungsian.Tapi apa daya atas dasar rasa kemanusiaan mereka berniat untuk membantu warga yang sedang mengalami bencana.Siang itu juga mereka megadakan rapat untuk membahas  Kepanitiaan kecil untuk mengurusi pengungsian serta mekanismenya.Dialah Romo sukris salah satu Romo yang berinisiatif mengumpulkan dan mengajak mahasiswanya untuk berkoordinasi .Terbentuklah 3 divisi yang akan menangani pengungsi.Pertama Divisi Barak pengungsian,Divisi bantuan logistic dan divisi yang menangani masalah Kebersihan.Untuk divisi dapur umum sengaja tidak dibentuk karena sejauh ini sudah ada beberapa suster asrama yang kebagian untuk memasak secara bergantian.
Romo sukris menjadi ketua yang mengurusi Barak pengungsian yakni mengurusi pengadaan tempat.Belum lama koordinasi dibentuk Pihak asrama mendapat banyak telepon .Satu diantaranya Asrama diminta menyediakan tempat untuk 500-600 warga baru untuk dievakuasi disana.Tim Kecil ini tanpa pikir panjang mengiyakan untuk menerima pengungsi baru.Akhirnya dengan ada tambahan dihari pertama menyebabkan ruangan ruangan yang dipakai kuliah dijadikan sebagai ruang untuk pengungsi.Sebenarnya Asrama merasa cukup jika hanya persediaan makanan sehari akan tetapi masalah lain adalah jumlah tikar yang belum tercukupi.Romo Sukris dan teman-temanpun  disibukkan dengan Pinjam meminjam Tikar digereja-geraja serta yayasan lain.Dan 25 tikar didapat hari itu untuk alas pengungsi tidur.
Dihari pertama berjalan lancar.Jumlah kamar mandi yang banyak yakni sekuar 15 telah mencukupi untuk pengungsi.Akan tetapi jumlah air berkurang karena pemakainnya yang berlebih .Oleh sebabnya pihak asrama berupaya untuk meminta bantuan air.Dengan mengurusi sekitar 800 orang asrama tidak mengalami kekurangan dalam logistic karena banyak sekali bantuan dari jemaat serta gereja lain dan para relasi yang mempercayakan bantuan untuk dikelola pihak asrama.
Dengan ketersediaan kebutuhan yang cukup pihak asrama ternyata juga mengurusi barak-barak pengungsia lainnya yang meminta bantuan dari asrama.Bisa dihitung 2000 orang perhari mendapat bantaun dari asrama walaupun pengungsi dari asrama hanya 800 orang.ROmo Sukris dan teman teman ternyata menghandle tempat lainnya .Sehingga divisi logistic yang terbagi 2 yakni mengurusi bantuan ke dalam dan bantuan keluar sampai bantuan tersalurkan dan terkoordinasi dengan baik.
Semakin bertambahnya warga  jumlah susterpun  yang memasak terbatas ,maka swadaya masyarakat sekitar asrama dan  Ibu-ibu pengungsian membuat tugas para suster agak sedikit berkurang.Yang biaasa bangun jam 1 pagi dan tidur jam 11 malam untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.Walaupun hari hari berikutnya Romo sukris dan penghuni asrama harus disibukkan dengan tetap kuliah di ruangan lainnya.Akan tetapi dengan shift pergantian tugas kerja maka bisa dilakukan dengan beriringan.
Hari demi hari jumlah relawan bertambah.Romo Sukris sebagai pengkoordinir mencatat bahwa kesediaan relawan yang berasal dari para Romo,mahasiswa,suster,pihak lain yang membantu seperti yang mengurusi trauma hilling dan SOS yang peduli dengan kegiatan anak anak.Sampai akhirnya jumlah relawan yang tetap ataupun datang silih berganti berjumlah 300 lebih.
Selama menjadi relawan banyak terdapat suka dukanya.Terlebih lagi bukan kebosanan dan keluhan dari relawan .Akan tetapi permasalahan malah dibuat oleh pengungsi yang menjengkelkan relawan termasuk Romo Sukris.Yakni terdapat pengungsi yang berjualan karena sebelumnya dirumahnya punya warung .Entah mengapa sebelum ditegur Romo banyak sekali yang antri demi membeli Pop Mi di salah satu pengungsi.Hal yang disesalkan adalah jikalau kemungkinan mengangap bahwa  barang dagangan tersebut berasal dari asrama.Setelah ditegur Romo akhirnya pengungsi tidak melakukan jual beli lagi dalam barak pengungsian.
Masalah lain timbul yakni terdapat beberapa isu bahwa sebagain pengungsi memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.Yakni mereka yang punya kafling untuk menjemur merasa berhak menang sendiri.Dan jikalau ada pengungsi yang mau menjemur maka harus membayar sejumlah uang untuk sewa.Sebagai Romo sarta relawan maka hal ini sangat disayangkan dilakukan oleh pengungsi,sehingga dengan kesabaran dan peneguran dari relawan maka pengungsi  mau tidak mau harus mengikuti aturan yang telah dibuat oleh asrama yang menampung mereka.Hal lainnya berdasarkan pengalaman Romo bahwa banyak sekali pengungsi yang minta jatah barang berlebih sehingga hal ini membuat relawan merasa direpotkan dan kerepotan karena ulah pengungsi .
Butuh sosok relawan seperti Romo- Romo yang dapat dipatuhi oleh pengungsi di asrama Tinggi .Walaupun tidak disulitkan dengan mencari bantuan logistic,ketegasan dan keadilan terhadap pengungsi menjadi hal yang utama.Kepedulian para suster dan mahasiswa yang berada di asrama sangat disyukuri para pengungsi yang tanpa komando telah memberikan pelayanan terhadap pengungsi.Sebagai Posko Mandiri Para relawan di asrama ini tidak mengalami kesulitan yang berarti.Pasalnya Kebutuhan kebutuhan yang menjadi kebutuhan primer untuk pengungsi di dapat dari banyaknya sumbangan yang telah dipercayakan donatur dari berbagai pihak.Sehingga para relawan hanya mengamanahkan hasil tersebut untuk tepat sasaran.
Bisa dikatakan relawan di asrama ini sangat memiliki kepedulian dan kasih saying yang sangat tinggi.Di tanggal 22 November sebagian pengungsi yang akan meninggalkan pengungsian karena daerahnya dinyatakan telah aman diberikan hadiah.Relawan ini sengaja membuat ratusan bingkisan untuk pengungsi.Dilatarbelakangi karena jika pengungsi pulang maka belum tentu ada bahan bahan sembako yang ada di rumah.Makanya dengan sejumlah beras 12 kg,1 kardus mi instan serta alat mandi bingkisan ini ditandakan sebagai bentuk oleh-oleh untuk pengungsi dan mengantar pulang pengungsi ke asal masing-masing .Romo Sukris dan teman teman relawan  senang melakukan hal ini untuk tetap memberi semangat dan asas kemanusiaan terhadap sesame.